Kena Sanksi Bertubi-tubi, Putin : Kami Hadapi dengan Tenang
Sanksi terkait ekonomi merupakan satu cara yang bisa dilakukan negara-negara untuk menghentikan invasi Rusia ke Ukraina. Sanksi ekonomi tentu sangat mencekik pemerintah Rusia, namun Rusia mungkin mampu bertahan cukup lama karena memiliki perekonomian kuat termasuk negara dengan cadangan Minyak dan Gas dalam jumlah besar.
Kamis (10/3/2022), Presiden Putin mengatakan bahwa sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat tidaklah sah.
Meski begitu, Presiden Putin menyatakan bahwa Rusia akan berusaha menghadapi sanksi yang bertubi-tubi ini dengan tenang. Putin juga mengatakan bahwa Rusia, yang merupakan produsen energi utama dan pemasok sepertiga gas Eropa, akan terus memenuhi kewajiban kontraknya.
Dalam pembicaraan pada pertemuan pemerintah, Putin memang mengakui bahwa sanksi-sanksi tersebut cukup terasa.
“Jelas bahwa pada saat-saat seperti itu, permintaan masyarakat terhadap kelompok barang tertentu selalu meningkat. Tetapi kami tidak ragu bahwa kami akan menyelesaikan semua masalah ini sambil bekerja dengan tenang,” ucap Putin.
“Secara bertahap, orang akan menyesuaikan diri, mereka akan mengerti bahwa tidak ada peristiwa yang tidak bisa kita selesaikan,” sambung Putin.
Dalam pertemuan yang sama, Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov mengungkapkan bahwa Rusia telah mengambil beberapa langkah untuk membatasi arus keluarnya modal. Anton Siluanov mengatakan “Negeri Beruang Putih” akan membayar utang luar negerinya dalam bentuk rubel.
Anton Siluanov berujar, Barat mencoba menghentikan perdagangan luar negeri Rusia. “Dalam situasi ini, prioritas kami adalah menstabilkan situasi di sistem keuangan” ujar Siluanov.
~Pranala Luar : Reuters; Kompas